Biota Laut Terindah Terancam #Ombac5.0
Pendahuluan
Indonesia merupakan
negara kepulauan. Dua pertiga bagian wilayahnya berupa lautan. Selain itu,
Indonesia mendapatkan gelar sebagai negara bahari. Indonesia berada pada posisi
yang strategis yaitu di wilayah tropis sehingga menjadikan Indonesia dikenal
sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Dilihat dari
ekosistem laut saja, Indonesia memiliki tingkat keanekaragaman biota laut yang
sangat tinggi. Salah satunya adalah terumbu Karang. Terumbu karang merupakan
salah satu sumberdaya perairan yang sangat melimpah di Indonesia. Terumbu
karang Indonesia berada pada peringkat teratas dunia untuk luas dan kekayaan
jenisnya. (Arini, 2013)
Terumbu karang merupakan
endapan masiff dari kalsium karbonat (CaCO3) yang dihasilkan oleh karang dan
alga berkapur serta organisme-organisme lain yang mengeluarkan kalsium
karbonat. Terumbu karang hampir tersebar di sepanjang pantai di seluruh
Indonesia. Terumbu karang berfungsi sebagai habitat, tempat mencari makanan,
dan tempat tinggal bagi berbagai biota laut. Selain itu, terumbu karang juga
memiliki peran sebagai pemecah gelombang, pencegah abrasi pantai, dan ekosistem
penghalang gelombang menuju ke pesisir pantai untuk menjaga stabilitas pantai.
(Rizal dkk, 2016)
Pembahasan
Dari 109 negara yang
memiliki kekayaan terumbu karang, 93 negara terdeteksi mengalami kerusakan
terumbu karang. Salah satu dari 93 negara yang mengalami kerusakan terumbu
karang adalah Indonesia. Sebagian besar kerusakan yang terjadi diakibatkan oleh
aktivitas manusia seperti kegiatan wisata yang melebihi daya dukung kawasan,
adanya penggunaan racun ikan, polusi dan sedimentasi bahkan pemanenan terumbu
karang secara besar-besaran. Diperkirakan sekitar 43% terumbu karang di
Indonesia mengalami kerusakan atau bahkan dapat dikatakan hampir punah,
sedangkan terumbu karang yang dapat dikatakan memiliki keadaan sangat baik
hanya sekitar 6,48%. (Arini, 2013)
Di Kepulauan Seribu
misalnya, didapatkan hasil kajian dari Yayasan Terangi tahun 2013 yang menjelaskan
bahwa kerusakan terumbu karang yang telah terjadi sudah mencapai tahap yang
mengkhawatirkan, hal tersebut diakibatkan oleh pembuangan berton-ton limbah dan
sampah (Kusuma, 2013). Selain itu, di Pulau Bangka juga terdapat kerusakan
terumbu karang yang cukup vital disebabkan oleh penambangan timah lepas pantai
secara besar-besaran. (Ambalika, 2010)
Berdasarkan hasil
penelitian, kondisi terumbu karang di perairan Pulau Tegal dan Sidodadi
dikategorikan sedang. Keadaan terumbu karang sebagian besar diakibatkan oleh
aktivitas manusia seperti pengeboman ikan karang maupun penambangan karang.
(Hartoni dkk, 2012). Selain itu, di Pulau Ketawai juga terdeteksi adanya
kerusakan terumbu karang yang disebabkan oleh penangkapan ikan menggunakan bom
atau bahan peledak. Hal tersebut terlihat dari coral massive yang pecah berserakan. (Adibrata, 2013)
Dalam konteks regional
Kawasan Konservasi Laut Raja Ampat termasuk kawasan segitiga karang dunia dan
merupakan kawasan penting keanekaragaman hayati pesisir dan laut. Raja Ampat memiliki potensi karang maupun ikan
karang dengan kondisi secara umum yang masih terbilang dalam kondisi yang baik
serta pemandangan pantai dan pulau-pulau yang indah. Tetapi pada tahun 2017
tepatnya pada tanggal 4 maret terjadi kecelakaan yang menimpa kapal pesiar
caledonian sky. Kecelakaan tersebut diakibatkan oleh kandasnya kapal pesiar
caledonian sky sehingga menambrak terumbu karang dan mengakibatkan kerusakan
pada terumbu karang. Hal tersebut menyebabkan kerugian yang cukup besar.
Estimasi jumlah kerugian ekonomi rusaknya terumbu karang akibat tabrakan Kapal
Pesiar Caledonian Sky di Raja Ampat sebesar 15 juta USD dengan luasan
terdampak total 18.882 m2 termasuk
kerusakan 100% seluas 1,3270 ha dan 50% seluas 0,5612 ha. (Witomo dkk, 2017)
Penutup
Sebagian
besar kerusakan terumbu karang yang terjadi di laut Indonesia diakibatkan oleh
aktivitas manusia. Aktivitas yang merusak sebagian besar terumbu karang
tersebut adalah peangkapan ikan menggunakan bom atau bahan peledak, penambangan
karang berlebihan serta pembuangan berton-ton limbah dan sampah. Masyarakat
sepertinya kurang menyadari betapa pentingnya peran terumbu karang dalam
ekosistem. Selain itu, nilai ekonomi yang dihasilkan oleh terumbu karang akan
lebih tinggi apabila terumbu karang dapat tumbuh dengan baik dibandingkan harus
dipanen secara besar-besaran untuk diperjualbelikan. Akibat apabila terumbu
karang telah punah adalah abrasi pantai akan lebih sering terjadi dan
stabilitas pantai terganggu. Koservasi terumbu karang harus terus dilakukan
mengingat semakin sedikitnya terumbu karang di laut Indonesia yang keadaannya
dapt dikatakan sangat baik.
Daftar
Pustaka
Adibrata, S. 2013.
Evaluasi Kondisi Terumbu Karang di Pulau Ketawai Kabupaten Bangka Tengah. Vol
6. No 1
Ambalika, I. 2010.
Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Bangka Akibat Penambangan Timah
Lepas Pantai (kapal isap)
Arini, D. I. D.
2013. Potensi Terumbu Karang Indonesia “Tantangan dan Upaya Konservasinya”. Vol
3. No 2
Hartoni, Ario D.,
dan Yusli W. 2012. Kondisi Terumbu Karang di Perairan Pulau Tegal dan Sidodadi
Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Vol 4. No 1
Kusuma, E.F. 2013.
Kondisi Ekosistem Terumbu Karang di Kepulauan Seribu Memprihatinkan
Rizal, S., Arief
P., dan Henky I. 2016. Tingkat Tutupan Ekosistem Terumbu Karang di Perairan
Pulau Terkulai.
Komentar
Posting Komentar