Mengulik Potensi Lamun #Ombac5.0
Nama : Kusnul Fitria Ning Tias
Nim :
09040120056
Kelas : Biologi
(B)
Lamun merupakan tumbuhan berbunga, kelompok Angiospermae
dan tumbuh di bawah permukaan laut dangkal dan pada lingkungan estuari. Lamun
tersebar di seluruh benua kecuali di Antartika dengan luas mencapai 350.000 km,
berkombinasi dengan ekosistem rawa payau dan mangrove. Indonesia memiliki
ekosistem lamun dengan luas sekitar 30.000 kml, terluas kedua di dunia setelah
Australia Timur.
(GREEN & SHORT,2003).
Beberapa orang kurang merasa
perhatian terhadap potensi padang lamun. Kurangnya
perhatian ini disebabkan karena kebanyakan orang menganggap lamun hanya sebagai
tanaman laut biasa. Tanpa mereka tahu bahwa lamun sendiri memiliki banyak
manfaat juga berperan penting dalam ekosistem perairan. Manusia hanya menjadi
penikmat tanpa tahu bagaimana cara menjaga. Aktivitas rnanusia dapat mernperburuk kerusakan yang terjadi secara alami
pada padang lamun. Pertumbuhan
populasi rnanusia sepanjang lingkungan pesisir, juga pelaksanaan managemen air
yang buruk telah mengakibatkan kehilangan padang lamun (LARKUM et 01.,2006).
Lamun merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem pada
pesisir. Komunitas lamun juga berperan penting pada kehidupan di dalam ekosistem
perairan. Saat adanya aktivitas manusia, seperti pembangunan jembatan,
penangkapan ikan, dan pengalihfungsian perairan menjadi permukiman penduduk,
mereka tidak memperhatikan lingkungan pesisir yang diubah dan akan berdampak
pada perubahan komunitas lamun sebagai penunjang ekosistem di pesisir. Akibatnya, daerah
pesisir pantai mengalami degredasi karena adanya kegiatan pembangunan tersebut.
Selain dari aktivitas manusia,terjadinya penurunan area
lamun dapat terjadi karena beberapa penyebab diantaranya :
1. Eutrofikasi,
peningkatan konsentrasi nutrisi di badan perairan terutama unsur nitrogen dan
Fosfor
2. Pengendapan (Siltation)
3. Pembebanan
sedimen organic
4. Perubahan fisika dan kimia lainnya.
Padang lamun memiliki fungsi untuk menunjang sistem
kehidupan perairan dan berperan penting juga sebagai pengatur dinamika pesisir
dan laut. Namun, karena kurangnya upaya yang kita lakukan untuk mempertahankan
komunitas lamun itulah yang menyebabkan terjadinya penurunan area lamun di
perairan. Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang dapat hidup dan tumbuh dengan
baik di lingkungan perairan yang dangkal. Bentuk hamparan lamun pada
satu spesies daerah dibagi menjadi 2 yaitu, monospesifik yang terdapat
pada daerah bertemperatur dan multispicifik yang terdapat
pada daerah tropis. Pada daerah tropis, padang lamun merupakan ekosistem
yang paling produktif.
Lamun memiliki akar-akar halus
yang tumbuh di bawah permukaan rhizome (rimpang), yang memiliki adaptasi khusus. Akar lamun tidak
berkembang dengan baik untuk dapat menyalurkan air, semua akar lamun
memiliki pusat stele yang dikelilingi oleh endodermis. Akar
pada lamun berfungsi sebagai tempat penyimpanan oksigen saat proses fotosintesis yang
akan dialirkan
dari lapisan daun dan proses difusi sepanjang udara yang berliku-liku., Rhizoma dan batang lamun menancapkan dalam substrat dan memperluas
secara alami.
Pada daun lamun memiliki
morfologi khusus. Pada daun lamun
memiliki bentuk daun yang tipis berbentuk pita, lidi, atau lonjong yang panjangnya sekitar 2-220 cm juga
terdapat saluran saluran air. Lamun juga tidak memiliki stomata,
melainkan kutikel yang tipis,
perkembangan secara
shrizogenous pada sistem lakunar dan keberadaan diafragma pada sistem lacunar.
Adaptasi reproduksi lamun adalah dengan hidrophilus, yaitu kemampuannya
untuk melakukan polinasi di bawah air. Lamun memiliki Tunas yang berbatang pendek & muncul dari buku-buku rimpang.
Lamun dapat tumbuh di
berbagai jenis beberapa macam
substrat, seperti substrat berlumpur, berpasir hingga pecahan karang. Substrat yang menjadi
tempat hidup lamun adalah lumpur, pasir, karang mati (rubble), campuran dari
dua jenis substrat tersebut, atau campuran ketiganya. Perairan yang subur dapat ditandai dengan tingginya
unsur hara dalam substrat , sehingga akar lamun menjadi lebih pendek karena
tidak perlu melakukan usaha lebih terhadap akarnya untuk mendapatkan nutrisi.
Padang lamun berfungsi
sebagai tempat tinggal berbagai biota laut, seperti ikan-ikan kecil, plankton, fitoplankton, dan sebagainya. Lamun
sebagai pendaur ulang zat hara dan menjaga perairan tetap stabil. Manfaat
lainnya adalah sebagai
tempat mencari makanan bagi berbagai macam biota laut, juga dapat mengurangi
besarnya energi gelombang di pantai. Lamun dapat digunakan sebagai pupuk
organik cair yang ramah lingkungan juga ekonomis. Ekosistem lamun dapat juga
sebagai pelindung pantai karena dapat meredam arus dan gelombang.
Upaya yang dapat dilakukan
untuk pencegahan penurunan aera lamun di perairan:
1. Mendukung penetapan wilayah laut
yang dilindungi (Marine Ptotected Area/MPAs) atau perlindungan laut
2. Mendukung pelaksanaan dan
implementasi hukum perikanan, seperti melarang penangkapan ikan menggunakan pukat harimau dan yang
lainnya.
3. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat
sekitar tentang pentingnya lamun dan bagaimana menjaga ekosistem lamun.
4. Tidak mencemari area pesisir dengan
membuang sampah di pantai atau perairan lainnya.
5. Melindungi lamun dengan tidak menginjak
nginjak area lamun dan tidak merusak lamun dengan menjangkaran kapal yang tidak
hati hati.
DAFTAR PUSTAKA
Azkab, M.H.1988. Pertumbuhan dan produksi lamun, Enhalus
acoroides di rataan terumbu di Pari Pulau Seribu. Dalam: P3O-LIPI, Teluk Jakarta: Biologi,Budidaya,
Oseanografi,Geologi dan Perairan. Balai Penelitian
Biologi Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI, Jakarta.
GREEN,
E. P.andF. T. SHORT 2003. WorldAllas of Seagrasses. University of California
Press, USA: 310 pp .
Kiswara,
W. & Azkab, M.H. 2000. Spesismen Lamun (Seagrass) yang Tersimpan di dalam
Koleksi Referensi Puslitbang Oseanologi-LIPI, Jakarta.Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
LARKUM, A. W. D., R. J. ORTH, and C. M. DUARTE 2006. Seagrasses:
Biology, Ecology and Conservation. Spinger, Netherlands: 691 pp.
Supriharyono.
2007. Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati. (1stEd.) Yogyakarta, Indonesia.
Pustaka Pelajar Kerapatan
dan Karakter Morfometrik Lamun Enhalus acoroides pada Substrat yang Berbeda di
Pantai Tongkeina Kota Manado. Jurnal Ilmiah Platax. 5(2):210-220
Yunitha, A., Wardianto, Y. dan Yulianda, F. 2014. Diameter Substrat dan Jenis Lamun di Pesisir Bahoi Minahasa Utara: Sebuah Analisis Korelasi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 19(3):130-135.
Komentar
Posting Komentar